A. Mashdar dan Pembagiannya
Mashdar adalah isim yang dinashabkan yang datang menempati tempat ketiga dalam tashrif fi’il. Dalam arti lain mashdar adalah isim yang menunjukkan kejadian yang sepi dari zaman dan mencukupi atas huruf-huruf fi’ilnya atau melebihinya. Dalam pengertian lain bahwa mashdar adalah keterangan dari tindakan.[1] Mashdar terbagi atas dua, perhatikan kalimat berikut; قمت امام الفصل قِيَامًا dan kalimat قمت امام الفصل وُقُوْفًا yang mempunyai arti yang sama yaitu “aku berdiri tegak (dengan benar-benar berdiri) di depan kelas”. قِيَامًا dan وُقُوْفًا berfungsi menerangkan قمت dengan arti yang sama yakni tegak, dan mempunyai hukum nashab. قِيَامًا mempunyai akar kata sama dengan قمت, karena itu disebut mashdar lafzhi, sedangkan وُقُوْفًا tidak, dan disebut mashdar makna (ma’nawi) artinya sama dengan قِيَامًا.
B. Bentuk-bentuk Mashdar
Apabila ada kata tidak diketahui bentuk ucapan mashdarnya misalnya yang biasa dipakai adlah bentuk kata kerja apa saja, maka bentuk ucapan mashdarnya di qiyaskan (dianalogikan) atau dibentuk mengikuti wazan yang sudah dijadikan kaidah baku untuk membentuk mashdar.
Pembentukan mashdar dari kata yang tidak diketahui bentuk mashdarnya memiliki beberapa wazan dan aturan.[2]Wazan pembentukan mashdar bagi kata yang tidak diketahui bentuk mashdarnya ini mengindikasikan bahwa tidaklah semua asal kata dalam kemunculannya berupa mashdar. Namun, ada juga kata yang awal kemunculannya fi’il. Inilah kemungkinan mengapa ulama Kufah berpandangan bahwa asal kata (akar kata) adalah fi’il. Semua kata kerja mempunyai bentuk mashdar sendiri, baik tsulasi, ruba’i, khumasi, maupun sudasi.[3]
1. مَصْدَر الفعلِ الثُلاَثِي (mashdar fi’il tsulasi)
Mashdar fi’il tsulasi memilki pola atau wazan, diantaranya :
a) فَعْلً , contohnya نَصْرً (pertolongan) yang berasal dari kata نصر
b) فَعَلاً dari wazan فَعِلَ , contohnya فَرْحًا (kegembiraan) yang asal katanya فَرِحَ
c) فُعُوْلً dari wazan فَعَلَ , contohnya طُلُوْعً (kemunculan) dari kata طَلَعَ
d) فُعُوْلَةً, فَعَالَةً dari wazan فَعُلَ, contohnya كَرَامَةً (kemulian) dari kata كَرُمَ dan سُهُوْلَةَ dari kata سَهُلَ.
2. مَصْدَر الفعل الرُّبَاعِي (mashdar fi’il ruba’i)
Mashdar fi’il ruba’I memiiki wazan diantaranya :
a) Jika fi’ilnya berpola أَفْعَلَ , maka mashdarnya إفْعَالًا
Contohnya;
1) أسْلَمَ maka mashdarnya إسْلاَمًا
2) أكْرَمَ maka mashdarnya إكْرَامًا
3) أنْكَرَ maka mashdarnya إنْكَارًا
b) Jika fi’ilnya berpola فَعَّلَ maka mashdarnya تَفْعِيْلٌا
Contohnya :
1) عَلَّمَ maka mashdarnya تَعْلِيْمًا
2) سَلَّمَ maka mashdarnya تَسْلِيْمًا
3) كَبَّرَ maka mashdarnya تَكْبِيْرًا
c) Jika fi’ilnya berpola فَاعَلَ maka mashdarnya فِعَالًا atau مُفَاعَلَةٌ
Contohnya :
1) قَطَلَ maka mashdarnyaقِطَالاٌ atau مُقَاطَلَةٌ
2) خَاصَمَ maka mashdarnya خِصَامًا atau مُخَاصَمَةً
3. مَصْدَرُ اْلفِعْلِ اْلخُمَاسِي (mashdar fi’il khumasi)
Mashdar fi’il khumasi memiliki wazan diantaranya :
a) Jika fi’ilnya تَفَعَّلَ maka mashdarnya تَفَعُّلًا
Contohnya :
1) تَقَدَّمَ maka mashdarnya تَقَدُّمًا
2) تَعَلَّمَ maka mashdarnya تَعَلُّمًا
3) تَقَرَّبَ maka mashdarnya تَقَرُّبًا
b) Jika fi’ilnya berpola إنْفَعَلَ maka mashdarnya إنْفِعَالًا
Contohnya :
1) إجْتَمَعَ maka mashdarnya إجْتِمَاعًا
2) إنْقَطَعَ maka mashdarnya إنْقِطَاعًا
3) إجْتَهَدَ maka mashdarnya إجْتِهَادًا
c) Jika fi’ilnya berpola تَفَاعَلَ , maka mashdarnya تَفَاعُلًا
Contohnya :
1) تَسَاهَلَ maka mashdarnya تَسَاهُلًا
2) تَجَاهَلَ maka mashdarnya تَجَاهُلًا
3) تَسَاقَطَ maka mashdarnya تَسَاقُطًا
4. مَصْدَرُ اْلفِعْلِ اْلسُّدَاسِي (mashdar fi’il sudasi)
Adapun bentuk mashdar dari mashdar fi’il sudasi إسْتِفْعَالًا ,yang mana asal katanya adalah إسْتَفْعَلَ . adapun contohnya sebagai berikut; إسْتِغْفَارًا yang berasal dari kata إسْتَغْفَرَ .
No comments:
Post a Comment